Remnya Blong
Oleh : Dyah Pradnya Narenswari (X MIA-1/09)
Syahroni dan Basuki adalah teman yang akrab. Setiap sore mereka
selalu bermain bersama. Entah itu di sawah, sungai, kebun, atau tempat-tempat
lain yang menyenangkan. Suatu hari, Syahroni dan Basuki berjanji akan bermain
sepeda bersama di jalan kampung, akan tetapi sepeda Basuki rusak. Akhirnya
Basuki memutuskan untuk bermain bersama Syahroni tanpa sepedanya.
Sesampainya ditempat yang
dijanjikan, “Bas, mana sepedamu? Katanya kita mau main sepeda bersama. Kenapa
kamu jalan kaki?” tanya Syahroni.
“Sepedaku rusak, Ron”
jawab Basuki.
“Hmm, turut berduka cita
ya, Bas. Semoga sepedamu cepat sembuh. Hihi” kata Syahroni sedikit meledek.
“Huft! Sini, aku pinjam
sepeda kamu. Aku juga bisa melakukan atraksi yang biasa aku lakuin, walaupun
sepedaku rusak” jawab Basuki sambil memaksa Syahroni turun dari sepedanya.
Kemudian Basuki melakukan
berbagai macam atraksi seperti jumping,
berputar-putar, dan atraksi-atraksi lain. Tiba-tiba “Brrruuugg!!!”. Basuki
menabrak sebuah pohon
beringin besar didepannya.
“Aduhh! Teriak Basuki
sambil memegangi lututnya yang berdarah.
“Kenapa kamu, Bas?” tanya
Syahroni.
“Sontoloyo! Udah tau rem
sepedamu blong, kenapa kamu kasih pinjam aku?” kata Basuki sambil marah-marah.
“Loh? Bukannya tadi kamu
yang maksa aku turun dari sepedaku. Aku belum jawab apa-apa, kamu main
nyelonong aja” jawab Syahroni membela diri.
“Kamu ngga bilang sih kalo
remnya blong, nabrak pohon deh jadinya!” Basuki masih marah-marah.
“Kamu tuh kebanyakan gaya.
Aku belum sempat bilang kalau rem sepedaku blong kamu udah muter-muter ngga
karuan. Makanya kalo mau pinjam itu ngomong yang bener!” Syahroni jadi ikut
emosi.
“Ya maaf deh, Ron. Lain
kali aku bakalan lebih hati-hati” jawab Basuki menunduk malu seraya
mengusap-usap kepalanya yang tidak gatal.
“Dasar, Sontoloyo!” kata
Syahroni sambil melengos.
OK, OK, sip!
BalasHapus